Selasa, 16 Jun 2009

Kapal Bugis Najib Tun Razak

Memasuki ruang rapat di Kantor Perdana Menteri (PM) di Kuala Lumpur, hal pertama yang ditanyakan Najib Tun Razak adalah keberadaan miniatur kapal. “Mana tu kapal Bugis?” spontan, tanya pria yang dilantik Yang Dipertuang Agung Malaysia Mizan Zainal Abidin menjadi PM ke-6 Malaysia itu, kepada stafnya.

“Oh sudah ada!” Najib berujar lega setelah tahu miniatur kapal bugis terpajang rapi di lemari dokumen yang menempel di dinding. Miniatur kapal Bugis, merupakan pajangan yang harus ada di ruang kerja PM baru Malaysia itu.

Hal itu mengingatkan Najib akan nenek moyangnya yang rupanya asli Bugis. “Asal usul saya orang Bugis. Tapi, saya Perdana Menteri untuk semua orang Malaysia,” kata putra sulung mantan PM Malaysia kedua, Abdul Razak, itu, saat bertemu tujuh wartawan asal Indonesia, belum lama ini di Kuala Lumpur.

Tak hanya kapal Bugis, lagu, juga menjadi salah satu minat Najib akan hal yang berbau Indonesia. Meski keturunan Bugis, Najib paling suka mendengarkan musik-musik dari Batak. Istrinya, Rosmah Mansor adalah keturunan Minang, Sumatera Barat.

Najib mengaku senang bertemu dengan para jurnalis asal Indonesia. “Selain bertemu dengan pimpinan negara, saya juga hendak bertemu pemimpin kelompok informal di Indonesia, termasuk para jurnalis seperti ini,” harapnya.

Kesediannya untuk diwawancarai sejumlah media, disebut sebagai tanda keseriusannya untuk membuka kebebasan pers.

Sejauh ini, kebebasan pers di Malaysia menduduki posisi 132 dari 173 di dunia. Begitu dilantik, telah pula membebaskan 13 aktivis yang ditahan berdasarkan ISA (Akta Keselamatan Dalam Negeri). Selain itu, Najib juga mengizinkan dua media oposisi yang sempat dibekukan untuk kembali terbit.

Dalam perhelatan “Malam Wartawan Malaysia” yang ditukangi Malaysia’s Press Institute (MPI) di Hotel Istana, Kuala Lumpur, Najib mengklaim bakal mendukung penuh diselenggarakannya sebuah debat dialog nasional demi sebuah transparansi dan akuntabilitas.

Dialog tersebut dipercaya akan menjadi sebuah titik terang bagi pers yang bebas, bersemangat, dan penuh informasi. “Jika kita benar-benar ingin membangun sebuah demokrasi yang responsif terhadap kebutuhan semua lapisan masyarakat, kita membutuhkan sebuah media yang diberikan wewenang untuk secara bertanggung jawab melaporkan apa yang mereka lihat.” ujar Najib


Di petik dari http://www.bugis.net/v1/?p=3

Tiada ulasan:

Catat Ulasan